Melalui Program Visiting Professor, Dr. Ibrar Bhatt pantik ketertarikan mahasiswa pada penelitian etnografi serta teori post-digital dan linguistik terapan

Berita

berita baru

Pendidikan tinggi di seluruh dunia memasuki era baru dengan pengenalan materi yang menggabungkan teori post-digital dan linguistik terapan dalam kurikulum mereka. Kondisi ini mendorong Departemen Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya, Universitas Negeri Yogyakarta (FBSB UNY) menghadirkan Visiting Professor dari Dr. Ibrar Bhatt dari Queen's University Belfast, United Kingdom (06-09/05/2024) untuk menjadi reviewer kurikulum dan dosen tamu. Dr. Ibrar menggaungkan materi Post-digital Theory dan Applied Linguistics serta berusaha memperdalam konsep penelitian etnografi sebagai bagian integral dari pengajaran dan pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan mahasiswa pemahaman yang lebih dalam tentang konteks sosial dan budaya di mana bahasa Inggris digunakan. 

Post-digital theory, sebuah konsep yang menyoroti bagaimana budaya dan teknologi saling terkait setelah fase inovasi utama, telah menjadi fokus utama dalam pendidikan tinggi saat ini. Mahasiswa diperkenalkan dengan pemahaman tentang bagaimana teknologi digital memengaruhi praktik sosial, ekonomi, dan budaya dalam kehidupan sehari-hari.

“Integrasi linguistik terapan memberikan dimensi praktis dalam pemahaman tentang bahasa. Mahasiswa tidak hanya mempelajari teori bahasa, tetapi juga menerapkannya dalam konteks nyata, seperti pengajaran bahasa, terjemahan, dan analisis wacana,” terang Dr. Ibrar.

“Hal ini membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan kerja yang semakin kompleks,” imbuhnya.
"Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, mahasiswa perlu memahami bagaimana teknologi dan bahasa saling berinteraksi. Dengan mengintegrasikan teori post-digital dan linguistik terapan dalam kurikulum, para mahasiswa sebagai calon guru dapat mempersiapkan generasi mendatang dengan keterampilan yang relevan dan diperlukan," lanjut Dr. Ibrar.

Selain itu, mahasiswa juga diajak untuk terlibat dalam penelitian entografi yang memungkinkan mereka untuk mengamati dan memahami beragam praktik bahasa dan budaya di lingkungan sekitar mereka.

Dr. Ibrar menjelaskan bahwa dengan memahami konteks sosial dan budaya di mana bahasa digunakan, mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang makna budaya yang terkandung dalam bahasa. Hal ini akan membantu mereka menjadi guru bahasa Inggris yang lebih sensitif dan efektif di lingkungan multikultural."

Ia menambahkan bahwa penelitian etnografi tidak hanya memberikan mahasiswa pengalaman praktis dalam mengamati kehidupan sehari-hari masyarakat, tetapi juga memperluas cakupan pembelajaran mereka melampaui teori dan buku teks. Melalui penelitian lapangan, mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan anggota masyarakat, mendengarkan cerita mereka, dan memahami perspektif mereka tentang bahasa dan budaya.