Bahasa Indonesia
English
You are here
Dosen UNY Terpilih sebagai Calon Fasilitator Daerah PKGSD–MBI: Siap Kawal Transisi Bahasa Inggris Wajib di SD Tahun 2027
Submitted by admin on Sun, 2025-12-07 21:49
Yogyakarta, Bandung, Jakarta — Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru terus mempersiapkan implementasi bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib di sekolah dasar pada tahun ajaran 2027/2028. Upaya ini diwujudkan melalui Program Peningkatan Kompetensi Guru SD Mengajar Bahasa Inggris (PKGSD–MBI), sebuah program prioritas nasional yang dirancang untuk menguatkan kompetensi guru SD dalam mengajar bahasa Inggris secara komunikatif, profesional, dan sesuai standar CEFR A1–A2.
Dalam proses seleksi calon fasilitator tahun 2025, antusiasme sangat tinggi, dengan lebih dari 5.000 pendaftar dari seluruh Indonesia. Namun, setelah melalui asesmen portofolio, tes kompetensi, dan evaluasi pedagogis, hanya 1.087 orang yang dinyatakan memenuhi kompetensi sebagai Calon Fasilitator Daerah. Dari jumlah tersebut, beberapa dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil masuk ke dalam jajaran kandidat yang lolos seleksi nasional, yaitu Ani Setyaningsih, S.Pd., M.A., Asa Wisesa Betari, M.Li., Nuriska Noviantoro, S.Pd., M.Pd., Humaera Silvia Maristy, S.Pd., M.Pd., Dr. Titis Dewi Cakrawati, M.Pd., dan Kurnia Wulandari, S.Pd., M.Pd.
Para dosen UNY ini akan menjadi pendamping langsung guru-guru SD non-bahasa Inggris di berbagai wilayah Indonesia agar mampu mengajar bahasa Inggris dengan pendekatan berbasis komunikasi, kegiatan interaktif, asesmen autentik, serta penggunaan media pembelajaran digital dan konvensional yang efektif.
Penyelenggaraan PKGSD–MBI memiliki landasan kuat dari Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024, yang menetapkan bahwa bahasa Inggris di SD menjadi mata pelajaran pilihan hingga tahun ajaran 2026/2027 dan berubah menjadi mata pelajaran wajib pada tahun ajaran 2027/2028. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mendukung masa transisi melalui penyediaan pelatihan guru, penguatan kompetensi pedagogis dan linguistik, serta penyediaan media belajar. Pelatihan diselenggarakan dalam bentuk daring, luring, maupun bauran yang terintegrasi dalam LMS nasional. Peserta diberi kesempatan mengikuti PKG Bahasa Inggris sebanyak satu kali untuk mencapai level kemahiran yang ditetapkan, dan bagi yang belum mencapai target tetap disediakan jalur penguatan melalui pembelajaran mandiri.
Dalam wawancara, Nuriska Noviantoro menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan menjadi bagian dari fasilitator daerah ini. Ia mengatakan, "Kami merasa terhormat dipercaya untuk berkontribusi dalam program strategis ini. Dari proses seleksi yang ketat, kami memahami bahwa tanggung jawabnya besar. Kami ingin mendampingi guru-guru SD agar percaya diri mengajar bahasa Inggris dengan cara yang sederhana namun efektif.” Sementara itu, Asa Wisesa Betari menambahkan, “Pembelajaran bahasa Inggris untuk anak SD harus membuat siswa merasa aman, senang, dan tertarik. Guru perlu dukungan nyata: contoh instruksi, kegiatan interaktif, media visual. Itulah fokus pendampingan kami dalam program ini.”
Pelatihan bagi para calon fasilitator daerah diberikan oleh para pakar nasional, termasuk Prof. Utami Widiati, Presiden TEFLIN (The Association for the Teaching of English as a Foreign Language in Indonesia), Dr. Lusi Nurhayati, S.Pd., M.App.Ling. (TESOL), Maria Hidayati, S.S., M.Pd., Ed.D, dan tim ahli lainnya. Ketiganya telah berpengalaman mengembangkan kurikulum, pelatihan guru, dan penelitian terkait pengajaran bahasa Inggris di Indonesia. Prof. Utami sebelumnya menegaskan bahwa momentum perubahan kebijakan ini harus dibarengi peningkatan kualitas pengajaran agar benar-benar berdampak bagi siswa, terutama pada pembelajaran yang komunikatif, kontekstual, dan bermakna.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan organisasi profesional seperti TEFLIN, Program PKGSD–MBI menjadi langkah besar dalam memperkuat fondasi pembelajaran bahasa Inggris sejak sekolah dasar. Meskipun tantangan tetap ada mulai dari ketersediaan perangkat digital hingga persebaran kualitas pendidikan di berbagai daerah kehadiran 1.087 fasilitator terpilih, termasuk tim UNY, menjadi harapan baru bagi peningkatan mutu pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia menjelang tahun 2027.
Kontak Kami
Copyright © 2025,